Pemanfaatan Talas Beneng (Xanthosoma undipes) Sebagai Alternatif Sumber Karbohidrat Dalam Penguatan Kerawanan Pangan

Authors

  • Alma Avilia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Keywords:

alternatif karbohidrat, mie, nilai gizi, talas beneng, tepung

Abstract

Good food security conditions are characterized by the availability of sufficient food sources for households and individuals. One of the triggers for food insecurity is due to dependence on one type of source. The majority of the population in Indonesia still depends on carbohydrate sources, namely rice. The existence of food diversification, namely by processing taro beneng as a source of carbohydrates, provides an opportunity to reduce food insecurity. This study aims to utilize the potential of taro beneng as an alternative carbohydrate by using quantitative methods and Systematic Literature Review methods by identifying and interpreting existing case studies with relevant methods.  Taro beneng can be processed into various kinds of processed snacks to processed noodles. The nutritional value obtained when taro beneng is processed into alternative carbohydrates, namely noodles is 5.02% protein, 4.43% fat, 1.97% crude fiber and 77.1% carbohydrates.Kondisi ketahanan pangan yang baik ditandai dengan tersedianya sumber pangan bagi rumah tangga dan individu secara cukup. Salah satu pemicu timbulnya kerawanan pangan karena adanya ketergantungan pada satu jenis sumber. Mayoritas penduduk di Indonesia masih bergantung pada sumber karbohidrat yakni beras. Adanya diversifikasi pangan yakni dengan mengolah talas beneng sebagai sumber karbohidrat memberikan peluang untuk mengurangi kerawanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi talas beneng sebagai alternatif karbohidrat dengan menggunakan metode kuantitatif dan metode Systematic Literature Review serta menafsirkan studi kasus yang ada dengan metode yang relevan. Talas beneng dapat diolah menjadi berbagai macam olahan cemilan sampai dengan olahan mie. Adapun nilai gizi yang diperoleh ketika talas beneng diolah menjadi alternatif karbohidrat yakni mie adalah karbohidrat 77%, lemak 4%, protein 5%, dan serat kasar 2%.

References

Ahmadi, L., Yulendra, L., & Gede, I. P. (2022). Mie basah organik berbahan talas lokal dengan kombinasi kangkung lombok di Hotel Pratama (organic taro water spinach wet noodles). Journal Of Responsible Tourism, 1 (3), 323–334.

Akbar, A. (2018). Analisis fisik, kimia dan organoleptik mie basah berbasis umbi talas (Colocasia esculenta L). AGRITEPA: Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pertanian, 5 (1), 159–170.

Apriyanto, M., & Rujiah, R. (2021). Analisis tingkat ketahanan pangan terhadap kerawanan pangan menggunakan metode GIS (Geographic Information System). Journal of Food System and Agribusiness, 5 (1), 54–61.

Ayuningtyas, C.E. (2019). Preferensi konsumen terhadap organoleptik cookies non terigu. Penelitian Gizi dan Makanan, 42 (2), 81-86.

Bayomy, H., & Alamri, E. (2022). Technological and nutritional properties of instant noodles enriched with chickpea or lentil flour. Journal of King Saud University-Science, 34 (3), 1–7.

Christiningrum, N. D., & Murniati, D. E. (2020). Substitusi tepung talas dan umbi talas pada produk pangsit dan nasi bakar talas. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana, 15 (1), 1–6.

Dewi, S. K., Dwiloka, B., & Setiani, B. E. (2017). Pengurangan kadar oksalat pada umbi talas dengan penambahan arang aktif pada metode pengukusan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 6 (2), 1–4.

Effendi, Z., Surawan, F. E. D., & Sulastri, Y. (2016). Sifat fisik mie basah berbahan dasar tepung komposit kentang dan tapioka. Jurnal Agroindustri, 6 (2), 57–64.

Hassan, Z. H. (2014). Aneka tepung berbasis bahan baku lokal sebagai sumber pangan fungsional dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk pangan lokal. Jurnal Pangan, 23 (1), 93–107.

Hawa, L. C., Wigati, L. P., & Indriani, D. W. (2020). Analisa sifat fisik dan kandungan nutrisi tepung talas (Colocasia esculenta l.) pada suhu pengeringan yang berbeda. Agrointek: Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 14 (1), 36–44.

Hermita, N., Fatmawaty, A. A., & Hastuti, D. (2019). Phytochemical content test of wild talas beneng leaf (Xanthosoma undipes K. Koch) at Gunung Karang, Banten. Jurnal Pertanian Agros, 21 (2), 231–235.

Imron, I. (2019). Analisa pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen menggunakan metode kuantitatif pada CV. Meubele Berkah Tangerang. Indonesian Journal on Software Engineering (IJSE), 5 (1), 19–28.

Kartina, A. M., Hermita, N., & Agustin, E. C. (2017). Pengaruh ukuran bibit dan jenis pupuk organik terhadap hasil umbi tanaman talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch). Jurnal Agroekoteknologi, 9 (2).

Khastini, R. O. (2018). Isolasi dan penapisan cendawan endofit akar asal rhizosfer talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch). Jurnal Biotek, 6 (2), 25–36.

Kusumasari, S., Eris, F. R., Mulyati, S., & Pamela, V. Y. (2019). Karakterisasi sifat fisikokimia tepung talas beneng sebagai pangan khas kabupaten Pandeglang. Jurnal Agroekoteknologi, 11 (2), 227–234.

Latifah, E., & Prahardini, P. E. R. (2020). Identifikasi dan deskripsi tanaman umbi-umbian pengganti karbohidrat di Kabupaten Trenggalek. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 22 (2), 94–104.

Lestari, S., & Susilawati, P. N. (2015). Uji organoleptik mi basah berbahan dasar tepung talas beneng (Xantoshoma undipes) untuk meningkatkan nilai tambah bahan pangan lokal Banten. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1 (4), 941–946.

Maulani, T. R., Utami, R., & Mulyanah, A. (2019). Pengembangan produk makaroni dari tepung talas beneng dengan penambahan daun kelor (Moringa oleifera L). Gorontalo Agriculture Technology Journal, 2 (2), 69–78.

Mulinsky, R. G., Lubis, Y. M. S., & Aisyah, Y. (2018). Pembuatan mie kering dari tepung talas (Xanthosoma sagittifolium) dengan penambahan karagenan dan telur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 3 (1), 388–400.

Najah, Z., & Nurtiana, W. (2021). Analisis pemasaran dan desain sistem perbaikan kualitas tepung talas beneng. Jurnal Agribisnis Terpadu, 14 (1), 29–45.

Nurbaya, S. R., & Estiasih, T. (2013). Pemanfaatan talas berdaging umbi kuning (Colocasia esculenta (L.) Schott) dalam pembuatan cookies. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 1 (1), 46–55.

Nuroso, A. (2012). Pengolahan tepung dan mie sukun. Jurnal Teknologi Pertanian, 1 (1), 38–50.

Pancasasti, R. (2016). Pengaruh elevasi terhadap kadar asam oksalat talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) di Sekitar Kawasan Gunung Karang Provinsi Banten. Setrum: Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, 5 (1), 21–25.

Putri, N. A., Riyanto, R. A., Budijanto, S., & Raharja, S. (2021). Studi awal perbaikan kualitas tepung talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) sebagai potensi produk unggulan Banten. Journal of Tropical AgriFood, 3 (2), 1–10.

Rahmadewi, Y.M., Wijayanti, H., & Nurrochmah, S. (2023). Penilaian tekstur dan tingkat kesukaan kastengel dengan substitusi tepung garut (Maranta arundinacea). Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, 8 (2), 5997-6006.

Risti, Y., & Rahayuni, A. (2013). Pengaruh penambahan telur terhadap kadar protein, serat, tingkat kekenyalan dan penerimaan mi basah bebas gluten berbahan baku tepung komposit. Journal of Nutrition College, 2 (4), 696–703.

Rostianti, T., Hakiki, D., Ariska, A., & Sumantri, S. (2018). Karakterisasi sifat fisikokimia tepung talas beneng sebagai biodiversitas pangan lokal Kabupaten Pandeglang. Gorontalo Agriculture Technology Journal, 1 (2), 1–7.

Saraswati, D., Gustaman, R. A., & Hoeriyah, Y. A. (2021). Hubungan status ketahanan pangan rumah tangga dan pola asuh terhadap kejadian stunting pada baduta: Studi pada baduta usia 6-24 bulan di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 12 (2), 226–237.

Sari, L., Wulansari, A., Noorrohmah, S., & Ermayanti, T. M. (2019). Mikropropagasi tanaman talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) dengan perlakuan benzil aminopurin, tiamin, dan adenin. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI), 6 (1), 61–73.

Suhandi, S., Hanafiah, H., & Harsono, P. (2020). Strategi pemasaran makanan tradisional keripik talas beneng khas Kabupaten Pandeglang. JURISMA: Jurnal Riset Bisnis & Manajemen, 10 (2), 143–152.

Suryandani, H., Marlina, Desi, T., & Dadan, A. H. (2021). Modifikasi tepung talas beneng (xanthosoma undipes) dengan penambahan asam laktat untuk meningkatkan daya kembang pada pembuatan donat. Jurnal Pertanian & Industri Pangan, 1 (1), 1–7.

Syarif, Z., Akhir, N., & Satria, B. (2017). Identification of plant morphology of taro as a potential source of carbohydrates. Int J Adv Sci, Eng Inf Technol, 7 (2), 573–579.

Triandini, E., Jayanatha, S., Indrawan, A., Putra, G. W., & Iswara, B. (2019). Metode systematic literature review untuk identifikasi platform dan metode pengembangan sistem informasi di Indonesia. Indonesian Journal of Information Systems, 1 (2), 63–77.

Undang-Undang Nomor 18 tentang Pangan, Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan lembaran RI Nomor 5360 (2012).

Wijayati, P. D., & Suryana, A. (2019). Permintaan pangan sumber karbohidrat di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 17 (1), 13–26.

Yuniarsih, E., Adawiyah, D. R., & Syamsir, E. (2019). Karakter tepung komposit talas beneng dan daun kelor pada kukis. Jurnal Mutu Pangan: Indonesian Journal of Food Quality, 6 (1), 46–53.

Downloads

Published

2023-12-31

Issue

Section

Articles