Tingkat Kesukaan Kue Lapis dengan Penambahan Daun Kelor

Authors

  • Indah Sinawang Cahyani Universitas Ahmad Dahlan
  • Alisha Deanna Hernawan Universitas Ahmad Dahlan
  • Larasati Larasati Universitas Ahmad Dahlan
  • Putri Amanah Sulaeman Universitas Ahmad Dahlan
  • Retnosyari Septiyani Universitas Ahmad Dahlan
  • Retty Ikawati Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.12928/jfc.v3i1.3598

Keywords:

daun kelor, kue lapis moringa, tepung terigu

Abstract

Daun kelor memiliki karakteristik yaitu bau yang khas sehingga tidak disukai. Daun kelor merupakan tanaman lokal yang mengandung zat gizi yang tinggi, namun pemanfaatannya sebagai bahan pangan masih sangat rendah. Agar zat gizi yang terkandung dalam daun kelor dapat dimanfaatkan tubuh, maka perlu diolah menjadi makanan yang digemari oleh masyarakat seperti kue lapis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan ekstrak daun kelor terhadap kualitas sensoris kue lapis moringa baik dari segi warna, rasa, tekstur, dan aroma. Perbandingan penambahan daun kelor diantaranya 1:2 (60 gram daun kelor:120 gram terigu), 1:1 (120 gram daun kelor:120 gram terigu), dan 2:3 (120 gram daun kelor:180 gram terigu). Kue lapis yang diperoleh selanjutnya dinilai tingkat kesukaannya. Kue lapis dengan penambahan kelor yang berbeda memberikan penilaian atribut sensoris serta tingkat kesukaan yang berbeda. Kue lapis dengan perbandingan 1:1 (120 gram daun kelor:120 gram terigu) merupakan kue lapis yang paling disukai.

References

Aina, Q. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) dan Jenis Lemak Terhadap Hasil Jadi Rich Biskuit. E-Journal Boga. Vol 003, No 3: Surabaya

Diantoro, A., Rohman,M., Budiarti, R., & Palupi, H. T. 2015. Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleiera L.) Terhadap Kualitas Yoghurt, dalam Jurnal teknologi pangan, 6(2),no. 1: 59-66.

Fuglie, L.G. 2001. The Miracle Tree: The Multiple Attributes of Moringa. CTA. Netherland. 172 hal.

Jonni, M. S. 2008. Cegah Manultrisi dengan Kelor. Penerbit kanisius: Yogyakarta.

Kartika, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: UGM.

Kasolo, J.N., Bimenya G.S., Ojok, L., Ochieng, J. and Jasper W.O., 2010, Phytochemicals and uses of Moringa oleifera leaves in uganda rural communities, J Med Plant Res; 4(9): 753-757

Kouevi, K.K. (2013). A Study on Moringa oleifera leaves as a supplement to West African Weaning Foods, Hamburg: University of Aplied Science

Krisnadi. 2010. Kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Blora.

Kurniasih, E. 2013. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor, penerbit pustaka baru press: Yogyakarta..

Madukwe, E., Ugwuoke, A. & Ezeugwu, J. (2013). Effectiveness Of Dry Moringa Oleifera Leave Powder In Treatment Of Anemia. Academic Journals, 5(5), 226228. Diakses dari www. academicjournals.org/

Nataliningsih, (2005), Analisis Kandungan Gizi dan Sifat Organoleptik Terhadap Cookies Bekatul, Jurnal Fakultas Pertanian. Universitas Bandung Raya: Bandung

Puckett, R.P. 2004. Food Service Manual for Health Care Institutions.

Downloads

Published

2020-06-30

Issue

Section

Articles