Pengaruh Penambahan Koro Benguk terhadap Sifat Organoleptik Soyghurt (Yoghurt Susu Kedelai)

Authors

  • Heni Purwanti SMK Negeri 4 Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.12928/jfc.v2i2.1729

Keywords:

koro benguk, organoleptik, soyghurt

Abstract

Susu kedelai mengandung unsur-unsur yang hampir sama dengan susu sapi, oleh karena itu susu kedelai juga dapat difermentasi menjadi yoghurt kedelai atau disebut dengan nama soyghurt. Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan koro benguk terhadap sifat organoleptic soyghurt. Koro benguk merupakan salah satu kacang-kacangan yang kurang popular dibanding jenis yang lain karena beberapa sifat koro benguk yang tidak disukai konsumen. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah perbandingan kedelai dan koro benguk pada pembuatan soyghurt. Variasi yang dilakukan adalah perbandingan kedelai dan koro benguk dengan perbandingan 80:20, 60:40, 40:60. Hasil penelitian dengan analisa varian menunjukkan bahwa penambahan koro benguk pada pembuatan soyghurt memberikan pengaruh nyata terhadap sifat organoleptic soyghurt berupa warna, tekstur, aroma dan rasa. Uji DMRT menunjukkan perbandingan kedelai koro benguk 80:20 secara umum tidak berbeda nyata dengan soyghurt kedelai murni sebagai kontrol dan mempunyai tingkat kesukaan disukai.

References

Amanah, Yuni Safaratul, dkk. 2019. “Kadar Protein dan Tekstur pada Tempe Koro Benguk dengan Substitusi Kedelai hitam”, dalam Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 9, No. 2: 69-78.

Anonim. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhatara Karya Aksara. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

K.A., Buckle dkk. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia, Jakarta.

Kasmidjo, R.B. 1990. Tempe: Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan Serta Pemanfaatannya. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM.

Koswara. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Yogyakarta: Pustaka Usaha, Bernas, Yogyakarta.

Mahendradata, Meta. 1990. Aktivitas Fitase Selama Proses Pembuatan Tempe Kara Benguk, Gude, dan Kara Putih Menggunakan Inokolum Tradisional (Usar). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta.

Muis, Abdul. 1996. Potensial Santan Kelapa Sebagai Bahan Dasar Alternatif Pembuatan Yoghurt. Skripsi. TPHP, FTP UGM Yogyakarta.

Rahayu, Kapti dan Slamet Sudarmadji. 1989. Mikrobiologi Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi, UGM.

Tamine, A.Y. dan H.C. Deeth. 1980. “Yoghurt Nutritive and Therapentic Aspect”, dalam Journal Food Protection. Vol. 44, No. 1: 78-86.

Toro, dkk. 2014. Pengaruh Lama Perendaman Koro Benguk (Mucuna pruriens) Dalam Air Kapur (Ca(OH)2 Terhadap Kadar HCN (Asam Sianida), dalam Jurnal Teknologi Laboratorium. Vol. 3, No. 2: 97-102.

Tranggono. 1989. Perubahan Sifat Protein Koro Benguk Akibat Perlakuan Perendaman, Suhu, dan pH. Laporan Penelitian. FTP-UGM Yogyakarta.

Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2019-12-31

Issue

Section

Articles