Penggunaan Tepung pada Pembuatan Bawang Merah Goreng Enrekang: Kajian Tingkat Rendemen dan Nilai Gizinya

Authors

  • Yuniar Khasanah Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Ervika Rahayu Novita Herawati Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Anggita Sari Praharasti Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Annisa Kusumaningrum Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
  • Andri Frediansyah Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.12928/jfc.v2i1.1701

Keywords:

bawang merah, bawang merah goreng, nilai gizi, rendemen, tepung

Abstract

Telah dilakukan pengembangan produk bawang merah goreng di Kelompok Wanita Tani (KWT) Setia, Enrekang, Sulawesi Selatan dengan variasi penggunaan tepung terigu. Dalam kegiatan ini dilakukan pembuatan bawang goreng dalam tiga (3) variasi, yaitu: (1) original (tanpa penambahan tepung terigu); (2) grade A (penambahan tepung terigu 10 %); (3) grade B (penambahan tepung terigu 20 %). Evaluasi dilakukan terhadap rendemen serta karakteristik nilai gizi yang dihasilkan.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan tepung terigu mampu menghasilkan rendemen bawang merah goreng 30 37 %, dibandingkan dengan tanpa penambahan tepung hanya sekitar 25 %. Pengamatan terhadap kadar air berkisar 10, 35 ± 0,71 % - 12,52 ± 0,34 %; kadar abu 3,02 ± 0,59 % - 6,22 ± 0,87 %; protein 8,32 ± 0,43 %  12,97 ± 1,13 %; lemak 26,27 ± 0,49 % - 37,16 ± 3,37 % dan karbohidrat 35,96 ± 4,05 % - 47,09 ± 0,57 % (dalam berat kering/db). Hasil dari kegiatan ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pengolah bawang goreng untuk melakukan variasi produk olahannya, sehingga mampu bersaing dan menghasilkan lebih banyak. Dan bagi petani bawang merah, hasil ini diharapkan menjadi alternatif usaha paskapanen bawang merah, selain dijual dalam bentuk bawang merah segar

References

Annisa, N. dkk. (2013). Mutu Bwang Goreng dari Bawang Merah Lembah Palu.e-J. Agrotekbis, 1 (1), 37-43.

Alam, N., Rostiati, Muhardi. (2013). Optimalisasi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Unggulan Bawang Merah Lokal Palu, Laporan Hasil Penelitian Strategis Nasional Tahun II, Lembaga Penelitian Universitas Tadulako, palu.

Alam, N., Rostiati, Muhardi. (2014). Sifat Fisk-Kimia dan Organoleptik Bawang Goreng Palu Pada Berbagai Frekuensi Pemakaian Minyak Goreng. Agritech, Vol 34, No 4.

Ete, A. dan Alam, N. (2009). Karakteristik Mutu Bawang Goreng Palu Sebelum Penyimpanan. J. Agroland, 16 (4), 273-280.

Kementerian Pertanian, (2015). Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Bawang Merah. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. ISSN: 1907-1507.

Kusmana, Muhammad. (1995). Menghasilkan bawang merah goreng yang bekualitas. http://wirausaha-online.tripod.com/WIRA8.html.

Saptoningsih, 2012. Nilai tambah dari olahan bawang merah. http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/583-nilai-tambah-dariolahan-bawang-merah

Setyowati, Vibriana ari. (2006). Pembuatan bawang merah goreng: Penggunaan Kalsium Klorida (CaCl2) dan Tepung Jagung serta perkiraan umur simpannya. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=29205.

Sudarmadji, S , Suhardi dan B. Haryono. (2003). Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Suriani, N. (2011). Bawang Bawa Untung. Budidaya Bawang Merah dan Bawang Merah. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yuniar,K. dkk. (2016). Teknologi Pengolahan Bawang Goreng. Enrekang Techno park, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Downloads

Published

2019-06-01

Issue

Section

Articles