Kuthomoro tradition: Using its potential ethnobotany for biology learning resources

Authors

  • Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro Universitas Ahmad Dahlan
  • Nida Dwi Handayani Universitas Ahmad Dahlan
  • Ayu Fitria Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.12928/ijei.v6i2.13370

Keywords:

ethnobotany, Kuthomoro tradition, learning resources

Abstract

Ethnobotany is the study of plants from the point of view of local residents who still hold traditions from generation to generation. Kuthomoro tradition is a praying tradition to the ancestor by Karaton Yogyakarta, one of the kingdoms in Indonesia that still stands until today. The tradition largely uses plants as the ritual equipment, however, the research about the use of Kuthomoro context as a learning resource for senior high school biology learning is still limited. This study aims to determine the types of plants and the symbolic meanings used in the Kuthomoro tradition in the ancient tomb of Giriloyo and Imogiri. This study also identified the potential resources of biology learning for 10th-grade senior high school. It was a qualitative research, involving 6 respondents from juru kunci (the key keeper) and abdi dalem (Kingdom’s employee) of Giriloyo and Imogiri tomb. The objects of this research are flowers and traditional dishes called ubarampe usually used for offering in Kuthomoro tradition. We used observation, in-depth interview, and documentation to collect the data, and used descriptive technique for the data analysis referring to Djohar’s criteria to study the potential biology learning sources. The results showed that there were 44 types of plants used in Giriloyo and 50 types of plants used in Imogiri for the ubarampe offering purposes. The symbolic meaning of the plants used in this tradition is a prayer and wishes that the ancestors’ sin would be forgiven and get a better condition in the afterlife. The various types of plants used in both tombs can be used as a resource for senior high school biology learning.

References

Achmad, W. S. (2019). Sejarah Agama Jawa. Araska.

Adiyasa, M.R., & Meiyanti. (2021). Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia: Distribusi dan faktor demografis yang berpengaruh. Jurnal Biomed Kesehatan, 4(3), 130–138. https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2021.v4.130-138.

Albar, H. (2017). Etnobotani tumbuhan yang digunakan pada ritual khitanan dan pernikahan oleh masyarakat Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Skripsi. UIN Alauddin Makassar.

Andriani, M., Putri, E. R., Fatta, A. K., Meriza, A. S., Sari, D. P., Anandita, N., ... & Astari, W. (2021). Pemanfaatan tanaman obat keluarga jahe (Zingiber officinale) sebagai pengganti obat kimia di Dusun Tanjung Ale Desa Kemengking Dalam Kecamatan Taman Rajo Provinsi Jambi. MARTABE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 14-19.

Asmemare, K., Nitibaskara, T. U., & Lidiawati, I. (2015). Potensi etnobotani masyarakat desa sekitar hutan. Ilmu-Ilmu Kehutanan, 15(1), 39–46.

Astuty, T. I., & Hizbaron, D. R. (2017). Kearifan lokal masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan mengelola mata air di Desa Beji, Kecamatan Ngawen. Jurnal Bumi Indonesia, 6(1), 1-12.

Atmosudiro, S. (2010). Ensiklopedia Yogyakarta. Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Azhari, Y. A. (2018). Perubahan tradisi Jawa: Studi tentang upacara adat pelaksanaan perkawinan suku Jawa di sekitar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Jurnal Biologi, 7(3), 13-20.

Bangunjiwo, J. K. (2019). Tata Cara Pengantin Jawa. Narasi.

Fauzy, A., & Asy’ari. (2020). Studi etnobotani tanaman obat di wilayah Jawa Timur dan pemanfaatannya sebagai media edukasi masyarakat berbasis website. Jurnal Pedago Biologi, 8(2), 46–52.

Fitriyani, L., Sari, W., & Ramadhan, M. (2022). Studi etnobotani tumbuhan berkhasiat obat di Desa Sarwadadi Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, Serulingmas Health Journal (SHJ), 2(1), 20–33.

Gunawan, A. (2019). Tradisi upacara perkawinan adat Sunda: Tinjauan sejarah dan budaya di Kabupaten Kuningan. Jurnal Artefak, 6(2), 71-84.

Hadisutrisno, B. (2009). Islam Kejawen. Eule Book.

Hafida, S. H. N., Ariandi, A. P., Ismiyatin, L., Wulandari, D. A., Reygina, N., Setyaningsih, T., Setyawati, L., Sochiba S. L., & Amin, M. A. K. (2020). Pengenalan Etnobotani melalui Pembuatan Herbarium Kering di Lingkungan Sekolah MI Muhammadiyah Plumbon, Wonogiri. Buletin KKN Pendidikan, 2(2), 79-83

Handayani, N. D., & Moro, H. K. E. P. (2021). Analisis potensi hasil penelitian etnobotani tradisi Kuthomoro di makam Giriloyo Imogiri Bantul Yogyakarta sebagai sumber belajar Biologi SMA materi tumbuhan. Journal of Biology Education, 4(1), 79-92. https://doi.org/10.21043/jobe.v4i1.10046

Irnaningtyas. (2013). Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Penerbit Erlangga.

Iskandar, J. (2016). Etnobiologi budaya di Indonesia. Indonesion Journal of Anthropology, 1(1), 27-42.

Iswandono, Zuhud, E. A. M., Hikmat, A., & Koesmaryandi N. (2015). Integrating lokal culture into forest conservation: a case study of the Manggarai tribe in Ruteng Mountains, Indonesia. Jurnal Manajemen Hutan Tropika (Journal of Tropical Forest Management), 21(2), 55–64.

Khanifah, S., Pukan, K. K., & Sukaesih, S. (2012). Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Journal of Biology Education, 1(1).

Khofifah, Tavita, G. E., & Indrayani, Y. (2020). Etnobotani ritual adat suku Dayak di sekitar hutan di Desa Datah Dian Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari, 8(2), 379-395.

Koentraningrat. (2004). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan.

Mustika, W., & Rahmi, E. (2019). Pengaruh variasi belajar mengajar guru dan minat belajar sisa terhadap hasil belajar siswa kelas X IS SMA Pertiwi 1 Padang pada mata pelajaran ekonomi tahun ajaran 2018/2019. Jurnal Ecogen, 2(4), 798–810.

Nurhayati, E., Mulyana, M., Ekowati, I. V., & Meilawati, A. (2014). Inventarisasi makanan tradisional Jawa unsur sesaji di pasar-pasar tradisional Kabupaten Bantul. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(2).

Pemerintah Provinsi DIY. (2011). Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya. Pemerintah Provinsi DIY.

Pranoto, T. T. H. (2009). Tata Upacara Adat Jawa. Kuntul Press.

Pratama, A. D., & Muhajirin. (2022). Bunga melati sebagai ornamen penciptaan keramik tempat minum. Sungging: Jurnal Seni Rupa, Kriya, Desain dan Pembelajarannya, 1(1), 70-78.

Purnomo. (2013). Tanaman Kultural dalam Perspektif Adat Jawa. UB Press.

Puspita, R. A. (2018). Refleksi kepercayaan masyarakat pesisir pantai Prigi dalam Sajen Slametan Njangkar (Kajian etnolinguistik). Jurnal Masyarakat & Budaya, 20(2).

Ramdianti, N., Apriliana, H., & Widiawati, Y. (2013). Kajian etnobotani masyarakat adat Kampung Pulo di Kabupaten Garut. Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 30(1), 38-50.

Ristanto, R. H., Suryanda, A., Rismayati, A. I., Rimadana, A., & Datau, R. (2020). Etnobotani: tumbuhan ritual keagamaan hindu-bali. JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi), 5(1), 96-105.

Ronald, A. D. (2014). Ensiklopedia Kraton Yogyakarta. Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Rosidin. (2019). Nilai kerukunan umat beragama dalam tradisi merti bumi Tunggularum Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 3(1), 21-37.

Sidik, M. I. M., Rustiyanti, S., & Setyobudi, I. (2021). Komodifikasi upacara Ngaras dan Ngibakan adat Sunda di Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 4(2), 142-159.

Suhardi. (2012). Pengembangan Sumber Belajar Biologi. UNY Press.

Sujarwo, W. (2023). Kekinian Etnobotani Indonesia: Peran, Potensi, Tantangan, dan Peluang dalam Mendukung Pemanfaatan Sumber Daya Tumbuhan Berkelanjutan. Penerbit BRIN.

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Fairuz Media.

Supinah, P. (2006). Sawer: Komunikasi simbolik pada adat tradisi Suku Sunda dalam upacara setelah perkawinan. Mediator, 7(1), 85-94.

Supriani, S., Ramadhan, M. F., Aminah, R. P., & Marfu’ah, L. (2023). Studi Etnobotani Tanaman Jahe (Zingiberaceae officinale Roscoe.) sebagai Pengobatan Tradisonal. Jurnal Farmasetis, 12(4), 485-490.

Syamsudduha, S., & Rapi, M. (2012). Penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam meningkatkan hasil belajar biologi. Lentera Pendidik, 15(1), 18–31.

Tjitrosoepomo, G. (2013). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press.

Triyono, K. (2013). Keanekaragaman hayati dalam menunjang ketahanan pangan. Jurnal Inovasi Pertanian, 11(1), 12-22.

Wartika. (2013). Kajian etnobotani pada masyarakat adat Rongkong Desa Rinding Kecamatan Limbong Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan. Jurnal Biocelebes, 7(1), 48-60.

Downloads

Published

2025-10-08

Issue

Section

Articles