Poskolonialisme dan ekokritik dalam novel Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta karya Luis Sepúlveda
DOI:
https://doi.org/10.26555/jg.v7i2.13230Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan relasi antara poskolonialisme dan ekokritik dalam novel Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta karya Luis Sepúlveda. Luis Sepúlveda menggambarkan interaksi antara manusia, alam, dan warisan kolonial yang membentuk cara pandang masyarakat terhadap lingkungan. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana isu-isu kolonialisme, eksploitasi lingkungan, dan perlawanan budaya direpresentasikan dalam sebuah tulisan sastra. Sumber data didapatkan melalui analisis representasi poskolonialisme dan ekokritik dalam tema, penokohan, alur, dan latar. Untuk meningkatkan keakuratan temuan, penelitian ini menerapkan triangulasi data dengan memanfaatkan tiga sumber utama: (1) analisis teks utama (novel itu sendiri), (2) referensi dari karya sastra dan kritik terkait yang relevan, dan (3) interpretasi dari peneliti lain. Kajian teori yang digunakan yaitu teori kritik ekologi poskolonial yang mencakup pendekatan poskolonial untuk menunjukkan bagaimana dampak kolonialisme terhadap kelompok pribumi dan ekokritik untuk menganalisis hubungan manusia dengan alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel ini memaparkan kritik mengenai kerusakan ekosistem akibat kapitalisme dan kolonialisme. Perspektif tersebut digambarkan melalui pandangan ekologis masyarakat adat. Kesimpulannya, novel ini berfungsi sebagai kritik sosial terhadap relasi destruktif antara kekuasaan kolonial dan eksploitasi lingkungan, sekaligus mempromosikan harmoni antara manusia dan alam.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Restituta Devi Pramesti, Nurhadi Nurhadi, Anwar Efendi, Hartono Hartono

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.









