Pemanfaatan Air Larutan Garam Sebagai Kabel Penghantar Listrik Pengganti Tembaga
DOI:
https://doi.org/10.12928/biste.v1i2.884Keywords:
Air Larutan Garam, Kabel Listrik, Penghantar ListrikAbstract
Penelitian ini bertujuan memanfaatkan air larutan garam sebagai penghantar listrik untuk menjadikannya alternatif pengganti kabel tembaga yang saat ini banyak digunakan dalam menghantarkan listrik. Proses dari air larutan garam yang dapat menghantarkan listrik karena pada larutan garam menggandung NaCl yang mengakibat adanya perpindahan elektron dari suatu atom ke atom yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa sampel massa garam yang berbeda-beda serta dilakukan perbandingan daya hantar listrik dengan air tanpa larutan garam dan tembaga yang dihubungkan pada beban lampu sebesar 10 Watt. Hasil pengujian yang didapatkan, larutan tanpa garam menghasilkan daya sebesar 0,94 Watt dan larutan dengan massa garam 50 gram, 100 gram, 200 gram dan 400 gram menghantarkan daya listrik sebesar 3,43 Watt, 4,51 Watt, 6,17 Watt dan 7,61 Watt sedangkan daya hantar tembaga sebesar 9,51 Watt. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penggunaan air larutan garam sebagai penghantar listrik, jika semakin bertambah massa garam maka daya hantar listrik yang dihasilkan juga akan semakin besar.
This study aims to use salt water as an electrical conductor to make it an alternative to copper wires which are currently widely used in conducting electricity. The process of saltwater solution that can conduct electricity because the salt solution contains NaCl which results in the transfer of electrons from one atom to another. In this study using several different samples of the mass of salt and comparing the conductivity of electricity with water without salt and copper solutions connected to the lamp load of 10 Watts. The test results obtained, a solution without salt produces power of 0.94 Watt and a solution with a mass of salt 50 grams, 100 grams, 200 grams and 400 grams deliver electrical power of 3.43 Watts, 4.51 Watts, 6.17 Watts and 7.61 Watts while the conductivity of copper is 9.51 Watt. This shows that in the use of salt water as a conductor of electricity if the mass of salt increases, the conductivity of electricity produced will also be even greater.
References
“Terus Dikebut, Rasio Elektrifikasi Kini Capai 98,81%,” Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2019. Online
J. Saintika, M. Mungkin, and T. Ikhsan, “NaCl + Na-EDTA sebagai Elektrolit Baterai,” Journal of Electrical Technology., vol. 3, no. 1, pp. 34–39, 2018. Online
I. Himmaty and Endarko, “Pembuatan Elektroda Dan Perancangan Sistem Capacitive Deionization Untuk Mengurangi Kadar Garam Pada Larutan Sodium Clorida (NaCl),” Berk. Fis., vol. 16, no. 3, pp. 67–74, 2013. Online
S. Fariya and S. Rejeki, “Seacell (Sea Water Electrochemical Cell) Pemanfaatan Elektrolit Air Laut Menjadi Cadangan Sumber Energi Listrik Terbarukan Sebagai Penerangan Pada Sampan,” J. Sain dan Teknol., vol. 10, no. 1, pp. 44–58, 2015. DOI: 10.13140/RG.2.1.4157.4006
M. H. Ali, “Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang,” vol. 5, no. 1, pp. 49–57, 2013. Online
G. Firmansyah, T. Haryono, and B. Sugiyantoro, “Karakteristik berbagai jenis bahan isolasi kabel instalasi tegangan rendah,” J. Penel. Tek. El. dan Teknol Informasi., vol. 1, no. 3, pp. 122–127, 2014. Online
L. Zikriana and A. Hamid, “Perbandingan Tegangan Yang Diberi Larutan Garam Dengan Massa Yang Berbeda Untuk Menggerakkan Kipas Angin Sederhana,” Pros. Semin. Nas. MIPA III, pp. 459–463, 2017. Online
A. Amiruddin and F. A. Lubis, “Analisa Pengujian Lelah Material Tembaga Dengan Menggunakan Rotary Bending Fatigue Machine,” J. Ilm. “MEKANIK” Tek. Mesin ITM, vol. 4, no. 2, pp. 93–99, 2018. Online
A. Wiono and E. Rahmawati, “Perancangan Dan Pembuatan Alat Ukur Konduktivitas Larutan Berbasis Mikrokontroler,” Inov. Fis. Indones., vol. 3, no. 02, pp. 7–10, 2014. Online
N. Ulfia, G. Samudro, and S. Sumiyati, “Pengaruh Konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) dan Larutan Garam Dalam Jembatan Garam Terhadap Kinerja Dual Chamber Microbial Fuel Cells (DCMFCs),” E-Jurnal Tek. Lingkung., vol. 4, no. 2, pp. 1–7, 2015. Online
W. Handajadi, “Peningkatan Kualitas Daya Listrik Dalam Pemakaian Luminer Menggunakan Lampu Hemat Energi (LHE),” J. Teknol., vol. 7, no. 2, pp. 134–141, 2014. Online
Y. P. Tanjung, S. Sentinuwo, and A. Jacobus, “Penentuan Daya Listrik Rumah Tangga Menggunakan Metode Decision Tree,” J. Tek. Inform. Univ. Sam Ratulangi, vol. 9, no. 1, pp. 1–7, 2016. DOI: 10.35793/jti.9.1.2016.14141
H. D. WIrosobo and S. Rochim, “‘SAW-GEN’ Sebagai Sumber Energi Listrik Ramah Lingkungan dan Murah,” Pros. SNST 5, vol. 1, no. 1, pp. 13–17, 2014. Online
A. Pratiwi, B. Yusuf, and R. Gunawan, “Analisis Perubahan Kadar Logam Tembaga (Cu) Pada Penambahan Ion Perak (Ag) Dengan Metode Elektrokoagulasi,” J. Kim. Mulawarman, vol. 13, no. 1, pp. 1–3, 2015. Online
S. Zaenab, N. Haq, E. Kurniawan, and M. Ramdhani, “Analisis Pembangkit Elektrik Menggunakan Media Air Garam Sebagai Larutan Elektrolit,” e-Proceeding Eng., vol. 5, no. 3, pp. 3823–3830, 2018. Online
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 Muhammad Adhzerian Syafitra Rezki, Harri Maliansyah, Dimas Yusuf Ariyanto, Muhammad Faishal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.