http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/issue/feedMIMESIS2025-08-05T08:54:33+00:00Dr. Tristanti Apriyani, S.S., M.Humtristanti.apriyani@idlitera.uad.ac.idOpen Journal Systems<table class="data" style="border-collapse: collapse; width: 100%; height: 162px;" border="1 bgcolor=" width="100%" bgcolor="#5F9EA0"> <tbody> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Journal title</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> <td style="height: 162px; width: 37.2767%;" rowspan="9" valign="top" width="20%"><img src="http://journal2.uad.ac.id/public/site/images/tapriyani/journalthumbnail-en-us-1.jpg" alt="" width="565" height="800" /></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Initials</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Abbreviation</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Frequency</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>2 issues per year | January and July </strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">DOI</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>Prefix 10.12928</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">ISSN</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="http://u.lipi.go.id/1578279098" target="_blank" rel="noopener">2715-744X</a> </span>(printed)/ <span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="http://u.lipi.go.id/1580959771" target="_blank" rel="noopener">2721-916X</a></span> (Online)</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Editor-in-chief</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>Tristanti Apriyani</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Publisher</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="https://uad.ac.id"><strong>Universitas Ahmad Dahlan</strong></a></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Citation Analysis</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=03fF-csAAAAJ" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong></a></span></td> </tr> </tbody> </table> <p><strong style="text-align: justify;"><em>Mimesis</em> </strong><span style="text-align: justify;">is academic, open access, and peer-reviewed journal founded and first published in 2020 by the Indonesian Literature Department, Faculty of Culture, Literature, and Communication, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia.</span></p> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;">Focusing on culture, language, and literature as it is viewed from the Indonesian perspective, <strong><em>Mimesis</em> </strong>provides a platform for the presentation, analysis, and criticism of provocative work, publishing articles that transcend disciplines and advance the study of humanities.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;">Issues are published two times per year (in January and July) and all articles are published exclusively in Bahasa and English. Submissions are open year-round. However, before submitting, please ensure that the manuscript fits within <em>Mimesis</em> focus and scope, and is written in English, and follows our author guidelines. Please note that only research articles or book reviews are accepted.</div> </div> <div style="text-align: justify;"> </div>http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12842Dinamika Komunitas Gotong Royong dalam Pelestarian Budaya Macapat di Desa Glagahwero (1960-1998)2025-05-02T13:11:54+00:00Untsa Islami Kun'anaislamiuntsa@gmail.comNafisah Hasna Auliyanafisahasna080604@gmail.comDahimatul Afidahdahimatul.fuah@uinkhas.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p>Krisis identitas budaya di kalangan generasi muda Indonesia tampak dari lunturnya apresiasi terhadap warisan budaya lokal. Namun, secercah harapan muncul dari Desa Glagahwero, Jember, Jawa Timur, melalui kiprah Komunitas Gotong Royong dalam menjaga tradisi Macapat. Penelitian ini bertujuan mengungkap dinamika pelestarian budaya Macapat pada periode 1960–1998 yang dilakukan komunitas tersebut. Komunitas Macapat Gotong Royong memainkan peran sentral dalam mempertahankan kesenian lisan Jawa melalui berbagai strategi seperti pertemuan rutin, pembentukan kelompok seni tradisional, serta penyelenggaraan festival budaya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas tahapan heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi, dan historiografi. Sumber data diperoleh dari wawancara dengan tokoh komunitas dan dokumen arsip lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangat gotong royong, peran tokoh agama, serta dukungan pemerintah daerah menjadi faktor kunci dalam menjaga eksistensi Macapat di tengah tantangan modernisasi dan perubahan sosial. Selain itu, penelitian ini menegaskan pentingnya keberadaan komunitas sebagai agen pelestarian budaya lokal yang berkelanjutan. Temuan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap kajian sejarah sosial dan pelestarian budaya serta dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain di Indonesia. Penelitian ini merekomendasikan kolaborasi antarpemangku kepentingan.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Untsa Islami Kun'ana, Nafisah Hasna Auliya, Dahimatul Afidahhttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/13836Peluang dan Tantangan Riset Studi Sastra Arab dengan Menggunakan Pendekatan Semiotika Charles Sanders Peirce2025-07-12T15:16:01+00:00Muhammad Agil Munawwarmuhammadagil4869@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td> <p>Fokus penelitian ini adalah unutuk menginvestigasi alasan terbatasnya penggunaan teori semiotika Charles Sanders Peirce dalam studi sastra Arab, dan untuk mengidentifikasi tantangan serta peluang penerapannya. Metode yang digunakan adalah <em>systematic literature review </em>kualitatif dengan analisis terhadap artikel terindeks Scopus, SAGE Journal, dan SINTA 2 periode 2020-2025, menggunakan kata kunci "semiotika Peirce sastra Arab". Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Peirce masih jarang diaplikasikan dalam kajian sastra Arab, dengan hanya 12,5% artikel di Scopus yang secara eksplisit menggunakannya. Sebagian besar peneliti lebih memilih pendekatan semiotika umum atau teori Roland Barthes dan Ferdinand De Saussure yang dianggap lebih sederhana. Ruang lingkup kajian mencakup sastra Arabdalam konteks puisi, prosa, kartun, dan simbol visual, tetapi belum banyak menyentuh aspek linguistik. Minimnya referensi empiris dan kompleksitas konsep triadic Peirce (<em>representamen-objek-interpretan</em>) menjadi kendala utama. Namun, peluangnya terletak pada potensi teori ini untuk mengungkap makna simbolik yang dinamis, terutama dalam teks-teks sufistik atau karya kontemporer. Secara internasional, penelitian berbasis Peirce juga masih terbatas, dengan dominasi studi dari Rusia, Amerika, dan Tiongkok. Temuan ini merekomendasikan perlunya kolaborasi interdisipliner dan pengembangan panduan operasional untuk memaksimalkan penerapan teori Peirce dalam studi sastra Arab.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muhammad Agil Munawwarhttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/13387Analisis Pola Penamaan Orang Jawa di Dusun Srepeng, Semanu, Gunungkidul: Kajian Antropolinguistik 2025-07-08T04:46:36+00:00Sri Cahyatisricahyati696@gmail.comLi Hanyu1663788914@qq.comIrwan Suswandiirwan.suswandi@idlitera.uad.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p>Nama memiliki peran penting dalam identitas budaya dan sosial. Penelitian ini mengkaji pola penamaan tradisional di Dusun Srepeng, Semanu, Gunungkidul dengan fokus pada awalan nama “Tu”, “Mar”, dan “Nga”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola silabel awal nama berdasarkan tahun lahir dan mengidentifikasi perkembangan pola penamaan di masyarakat Jawa. Data diperoleh dari wawancara dengan 10 informan yang menghasilkan 30 data nama. Teori onomastik digunakan untuk menganalisis asal-usul, bentuk, dan makna nama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik cakap tansemuka. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode padan. Hasil penelitian menunjukkan nama dengan silabel awal “Mar” digunakan oleh 10 orang dari tahun 1948–1996 dengan puncaknya pada 1981. Nama dengan silabel awal “Tu” digunakan oleh 13 orang antara tahun 1946–1992 dengan puncaknya pada 1960-an. Nama dengan silabel awal “Nga” digunakan oleh 7 orang dengan puncaknya pada 1970-an. Penelitian ini menemukan bahwa pola penamaan tradisional lebih banyak digunakan oleh generasi yang lahir antara 30–70 tahun lalu dan mulai berkurang pada generasi yang lebih muda. Modernisasi dan globalisasi memengaruhi perubahan pola penamaan, dengan banyak orang tua kini memilih nama-nama modern. Studi ini memberikan wawasan tentang bagaimana perubahan.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Sri Cahyati, Li Hanyu, Irwan Suswandihttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/13921From Violence to Virality: A Quantitative Analysis of Online Conversations Following the 2024 Terrorist Attacks in Germany2025-07-09T02:44:43+00:00Livio Calabresilivio.calabresi@gmail.comMichele Zizzamichele.zizza@unitus.it<table> <tbody> <tr> <td> <p><em>Terrorist attacks are no longer isolated acts of violence; they are also events that reverberate within an interconnected platform ecosystem, where public discourse is shaped by online narratives and social media engagement. This study provides a quantitative analysis of online conversations following three major terrorist attacks that occurred in Germany in 2024: the Mannheim stabbing (May 31st), the Solingen attack (August 23rd), and the Magdeburg Christmas market incident (December 20th). The research examines engagement levels, keyword frequencies, hashtag usage, and platform-specific trends, offering valuable insights into terrorism-related narratives evolve in digital spaces. Through automated sentiment analysis and keyword tracking, this research highlights how public discourse on terrorism intertwines with broader ideological debates on immigration, security policies, and religious identity. These findings primarily contribute to media studies, specifically focusing on mediatization of terrorism and security crisis, offering insights into how digital ecosystems mediate public reactions to violence. The results underscore the need for responsible media reporting and nuanced policy responses to mitigate the spread of unregulated narratives and stigmatization of minority communities, fostering a more informed public discourse on security and radicalization.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Livio Calabresi, Michele Zizzahttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/13843Analisis Tindak Tutur Ilokusi Puisi “Tuhan, Aku Cinta pada-Mu” Karya W.S. Rendra2025-07-09T02:38:34+00:00Dwi Octaviani Putridwiop3@gmail.comAndri Purwanugrahaandripurwanugraha22@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td> <p>Setiap penyair menghasilkan karya-karya sastra yang mengandung pemaknaan mendalam di dalamnya. Termasuk juga para penyair puisi yang menciptakan puisi indah penuh makna melalui diksi-diksi di dalamnya. Salah satunya adalah W.S. Rendra yang melalui karya terakhirnya berjudul “Tuhan, Aku Cinta pada-Mu” mencoba untuk menyampaikan makna-makna mendalam terkait hubungannya dengan Tuhan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis makna dalam puisi “Tuhan, Aku Cinta pada-Mu” melalui pendekatan tindak tutur. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan data berupa simak catat, kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data berupa padan pragmatis. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur dari Searle (1969). Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dalam puisi “Tuhan, Aku Cinta pada-Mu” terdapat 8 (delapan) data kontruksi klausa yang terindikasi mengandung tindak tutur. Kedelapan data tersebut dikategorikan sebagai tindak tutur asertif, dengan jumlah 6 (enam) berjenis <em>menyatakan</em>, 1 (satu) data berjenis <em>mengklaim</em>, dan 1 (satu) berjenis <em>mengeluh</em>. Dapat disimpulkan, W.S. Rendra melalui puisi “Tuhan, Aku Cinta pada-Mu” menyampaikan makna terkait hubungannya dengan Tuhan secara asertif dan didominasi <em>menyatakan</em>. Hal ini dapat dimaknai bahwa saat membahas tentang hubungannya dengan Tuhan, itu bersifat personal karena selalu menggunakan subjek <em>aku</em>.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dwi Octaviani Putri, Andri Purwanugrahahttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12403Ketidaksadaran Trauma Martin Aleida pada Cerpen Dendang Perempuan Pendendam: Perspektif Tafsir Mimpi Freud2025-01-23T14:20:25+00:00Risen Dhawuh Abdullahrisendhawuhabdullah@mail.ugm.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p>Tragedi politik yang mengiringi Peristiwa 1965 di Indonesia meninggalkan luka traumatik yang mendalam bagi para penyintas, termasuk sastrawan Martin Aleida. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana cerpen Dendang Perempuan Pendendam menjadi media ekspresi trauma bawah sadar Aleida, dengan menggunakan kerangka teori tafsir mimpi Sigmund Freud. Fokus utama penelitian adalah menganalisis bagaimana pengalaman psikologis Aleida, khususnya yang berkaitan dengan penangkapan dalam Operasi Kalong, termanifestasi dalam struktur naratif dan elemen simbolik cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Data primer diperoleh dari pembacaan teks cerpen, sementara data sekunder berupa sumber-sumber biografis digunakan untuk membangun psikobiografi pengarang. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga mekanisme mimpi dalam cerpen, kondensasi, pengalihan, dan simbolisasi, yang merepresentasikan memori bawah sadar Aleida. Representasi tersebut mencakup suasana teror dan ketidakadilan pasca-1965, trauma yang belum terselesaikan, serta simbol kekerasan negara dan marjinalisasi. Studi ini menyimpulkan bahwa cerpen tersebut bukan hanya menjadi media katarsis pribadi, tetapi juga bentuk perlawanan simbolik yang menegaskan peran sastra sebagai saksi sejarah traumatik dan sarana pemulihan atas kebenaran yang dibungkam.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Risen Dhawuh Abdullahhttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/14045Indonesian Language Planning in the Education Sector2025-07-26T03:15:20+00:00Prahoro Yudo Purwonodrpurwono369@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td> <p><em>The changes in the Indonesian language within the education sector reflect its dynamic and ever-evolving nature. These changes should be planned and directed to foster a linguistically literate and intellectual younger generation. This research aims to outline the steps or proposals in Indonesian language planning in the education sector based on language change phenomena found. This study uses a qualitative approach and content analysis to explore language change and formulate a conceptual framework for Indonesian language planning in the education sector. It focuses on key aspects of language planning: selection, codification, elaboration, and dissemination by analyzing various written documents such as journal articles, textbooks, and policy papers. Data is collected using documentation techniques to access diverse perspectives and information sources. The analysis identifies language change phenomena, develops a proposed framework based on Haugen & Tauli’s theory, outlines strategic planning stages, and concludes with key insights. The results of the study indicates that Indonesian language planning in the education sector requires collaboration among stakeholders to develop Indonesian as a language of science. The processes of selection, codification, elaboration, and dissemination must be carefully planned over short-, medium-, and long-term periods. Key actors include the Language Agency, Ministry of Education, academics, professional bodies, media, and the public. Ongoing evaluation and revisions are essential to maintain the program's effectiveness. </em> <em>This research contribution also serves as a reference for the government to take initial steps by forming a cross-sector task force, providing funding, promoting teacher training, increasing public awareness, and strengthening cooperation with the media.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Prahoro Yudo Purwonohttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/14097Feminine Mystique dalam Novel Home Sweet Loan Karya Almira Bastari2025-07-27T03:11:44+00:00Nina Agustina2200025036@webmail.uad.ac.idTristanti Apriyanitristanti.apriyani@idlitera.uad.ac.idJang Dongyuntristanti.apriyani@idlitera.uad.ac.id<table> <tbody> <tr> <td> <p>Karya sastra yang bertemakan kehidupan perempuan metropolitan mencerminkan upaya pencarian identitas dan keberanian dalam menunjukkan aktualisasi perempuan, salah satunya adalah novel Home Sweet Loan karya Almira Bastari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktualisasi perempuan melalui tokoh Tanish dengan menggunakan perspektif Feminine Mystique Betty Friedan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif dengan instrumen pedoman analisis isi yang disusun oleh peneliti. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Tanish merepresentasikan perempuan modern yang terjebak dalam konstruksi sosial patriarkal yang membatasi pilihan dan aktualisasi diri. Meskipun memiliki pendidikan tinggi dan karier yang cemerlang, Tanish tetap dibebani peran domestik sebagai istri, ibu, dan menantu. Pergulatannya mencerminkan dilema perempuan dalam memenuhi ekspektasi publik dan privat, sebagaimana diuraikan oleh Friedan dalam konsep Feminine Mystique. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktualisasi perempuan sering kali dibentuk oleh kompromi terhadap norma-norma sosial yang membatasi. Novel ini membuka ruang refleksi terhadap dilema perempuan dalam struktur patriarki modern. Kontribusi penelitian ini terletak pada penerapan teori Feminine Mystique dalam kajian sastra populer Indonesia.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nina Agustina, Tristanti Apriyani, Jang Dongyunhttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12621The Message of Peace in the Poem Nuhibbu Al-Bilad by Anis Chouchene2025-02-04T02:48:57+00:00Muhammad Ahsan Rasyidrasyid.ahsan.ra@gmail.com<table> <tbody> <tr> <td> <p><em>This study aims to reveal the message of peace embedded in Nuhibbu al-Bilad, a poem by Anis Chouchene, using Roland Barthes’s semiotic analysis. The poem holds significant relevance in addressing humanitarian issues in post-Arab Spring Tunisia. The research employs a descriptive qualitative method, with the primary data drawn from the poem’s text and analyzed through Barthes’s three layers of meaning: denotation, connotation, and myth. The findings show that, at the denotative level, the poem portrays patriotism as the foundation for stability after political upheaval. At the connotative level, the text evokes themes of reconciliation, tolerance, and national reconstruction. At the mythic level, the poem constructs a narrative of harmonious national identity and a collective longing for peace. It also functions as a critique of authoritarian regimes and structural inequality in Tunisia. The poem reflects the poet’s call for justice and unity through a complex network of symbolic language. In conclusion, Nuhibbu al-Bilad not only conveys a profound message of peace but also articulates the collective aspirations of the Tunisian people for a better future through a meaningful system of signs. This study contributes to the fields of modern Arabic literature and peace studies by demonstrating how poetry serves as a medium of ideological expression, social critique, and the construction of national discourse in the context of socio-political transformation.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muhammad Ahsan Rasyidhttp://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/14174Representasi Jangsanbeom dan Konstruksi Makna Budaya dalam Media Populer di Busan2025-08-05T08:54:33+00:00Boyeon Kimkimboyeon@mail.ugm.ac.idAbdul Harisabdulharis@uimandiri.ac.idDaehwan Kimaabb2401@ks.ac.kr<table> <tbody> <tr> <td> <p>Pada cerita rakyat yang berkembang di Busan terdapat salah satu mitos tentang makhluk ghaib yang disebut <em>Jangsanbeom</em>. Cerita rakyat yang mengangkat mitos <em>Jangsanbeom</em> mengalami proses rekonstruksi naratif dan visual seiring dengan berkembangnya teknologi dan media digital. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan dokumentasi media yang berkaitan dengan <em>Jangsanbeom</em>. Untuk analisis data, digunakan teknik analisis wacana yang dilakukan secara tematik untuk mencari pola atau tema berulang dalam teks atau wacana media. Hasil penelitian menemukan bahwa mitos <em>Jangsanbeom</em> sebagai simbol budaya Busan ingin dipertahankan dalam bentuk aslinya agar nilai-nilai tradisional, sejarah, dan warisan budaya terus terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Tuntutan komersialisasi mendorong adaptasi dan modifikasi mitos tersebut agar lebih menarik dan mudah diterima masyarakat di berbagai kalangan. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kajian budaya dan sastra lisan dengan menunjukkan bagaimana representasi mitos lokal dapat menjadi arena pertarungan ideologis antara pelestarian identitas budaya dan tuntutan globalisasi, serta menyoroti pentingnya strategi adaptasi budaya dalam media populer sebagai bentuk pelestarian yang relevan di era digital.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2025-07-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Boyeon Kim, Abdul Haris, Daehwan Kim