http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/issue/feed MIMESIS 2025-01-29T11:07:03+00:00 Dr. Tristanti Apriyani, S.S., M.Hum tristanti.apriyani@idlitera.uad.ac.id Open Journal Systems <table class="data" style="border-collapse: collapse; width: 100%; height: 162px;" border="1 bgcolor=" width="100%" bgcolor="#5F9EA0"> <tbody> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Journal title</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> <td style="height: 162px; width: 37.2767%;" rowspan="9" valign="top" width="20%"><img src="http://journal2.uad.ac.id/public/site/images/tapriyani/journalthumbnail-en-us-1.jpg" alt="" width="565" height="800" /></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Initials</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Abbreviation</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>MIMESIS</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Frequency</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>2 issues per year | January and July </strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">DOI</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>Prefix 10.12928</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">ISSN</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="http://u.lipi.go.id/1578279098" target="_blank" rel="noopener">2715-744X</a> </span>(printed)/ <span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="http://u.lipi.go.id/1580959771" target="_blank" rel="noopener">2721-916X</a></span> (Online)</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Editor-in-chief</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffffff;"><strong>Tristanti Apriyani</strong></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Publisher</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="https://uad.ac.id"><strong>Universitas Ahmad Dahlan</strong></a></span></td> </tr> <tr style="height: 18px;"> <td style="height: 18px; width: 20%;" width="20%"><span style="color: #ffffff;">Citation Analysis</span></td> <td style="height: 18px; width: 52.7233%;" width="70%"><span style="color: #ffcc00;"><a style="color: #ffcc00;" href="https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&amp;user=03fF-csAAAAJ" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong></a></span></td> </tr> </tbody> </table> <p><strong style="text-align: justify;"><em>Mimesis</em> </strong><span style="text-align: justify;">is academic, open access, and peer-reviewed journal founded and first published in 2020 by the Indonesian Literature Department, Faculty of Culture, Literature, and Communication, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia.</span></p> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;">Focusing on culture, language, and literature as it is viewed from the Indonesian perspective, <strong><em>Mimesis</em> </strong>provides a platform for the presentation, analysis, and criticism of provocative work, publishing articles that transcend disciplines and advance the study of humanities.</div> <div style="text-align: justify;"> </div> <div style="text-align: justify;">Issues are published two times per year (in January and July) and all articles are published exclusively in Bahasa and English. Submissions are open year-round. However, before submitting, please ensure that the manuscript fits within <em>Mimesis</em> focus and scope, and is written in English, and follows our author guidelines. Please note that only research articles or book reviews are accepted.</div> </div> <div style="text-align: justify;"> </div> http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/11979 Bahasa Slang dalam Media Sosial: Studi Kasus pada Takarir Unggahan Akun Instagram @gojekindonesia 2024-11-21T13:59:27+00:00 Aninda Ayu Sitorismi anindaayusitorismi@mail.ugm.ac.id <table> <tbody> <tr> <td> <p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan fungsi penggunaan bahasa slang dalam takarir unggahan akun Instagram @gojekindonesia. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui teknik simak dan catat dalam takarir unggahan akun @gojekindonesia selama Juli hingga Oktober 2024. Penelitian ini melibatkan teori dari Chaer &amp; Agustina (2014). Berdasarkan hasil penelitian, dari 35 data yang diperoleh, teridentifikasi berbagai bentuk dan fungsi bahasa slang. Bentuk bahasa slang terbagi dalam tujuh variasi, di mana neologisme (penciptaan kata baru) menjadi bentuk terbanyak yang ditemukan, yakni 11 data. Ada juga bentuk kontraksi sebanyak 7 data, peminjaman bahasa asing 7 data, peminjaman bahasa lokal 4 data, akronim 4 data, pemenggalan 1 data, dan singkatan 1 data. Penelitian ini juga mengidentifikasi tiga fungsi utama penggunaan bahasa slang, yaitu fungsi direktif, fungsi fatis, dan fungsi referensial. Fungsi bahasa slang yang paling dominan digunakan adalah fungsi fatis. Temuan ini menghasilkan bahwa penggunaan bahasa slang merupakan strategi komunikasi yang efektif untuk membangun kedekatan antara perusahaan baik dengan pengikut akun media sosialnya maupun pengguna Instagram secara luas, serta dapat menunjukkan kreativitas dalam berkomunikasi di media sosial.</p> </td> </tr> </tbody> </table> 2025-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Aninda Ayu Sitorimi http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/11664 Keris Taming Sari dan Legitimasi Kesaktian Hang Tuah 2024-11-21T14:03:16+00:00 Ajeng Aisyah Fitria ajengaisyah00@mail.ugm.ac.id Ardian Nugraha Priyatama ardian.n@mail.ugm.ac.id <table> <tbody> <tr> <td> <p>Masyarakat Jawa menganggap keris sebagai benda yang keramat. Akan tetapi, di sisi lain, masyarakat Melayu juga menempatkan keris sebagai jati diri orang Melayu. Dalam hal ini, eksistensi keris juga tertuang dalam <em>Hikayat Hang Tuah</em> yang menempatkan keris Taming Sari dari Majapahit sebagai senjata yang meningkatkan kesaktian dari Hang Tuah hingga dirinya dianugerahkan gelar Laksamana. Dari hal tersebut, diperoleh dua pertanyaan penelitian, yaitu 1) bagaimana keris Taming Sari dapat memberikan legitimasi kesaktian Hang Tuah? 2) mengapa penulis <em>Hikayat Hang Tuah</em> menonjolkan legitimasi melalui keris Taming Sari? Untuk menjawab dua pertanyaan penelitian tersebut, digunakan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis fakta-fakta yang ditemukan dalam karya sastra <em>Hikayat Hang Tuah</em>, yang selanjutnya dianalisis menggunakan teori legitimasi Weber. Hasil yang diperoleh, yaitu Hang Tuah pada mulanya telah memiliki legitimasi karismatik diperkuat dengan keberhasilannya dalam mengalahkan prajurit Taming Sari dan memiliki keris pusakanya menjadikan legitimasi bagi Hang Tuah bertambah, yaitu legitimasi tradisional, karismatik, dan legal-rasional (setelah bergelar Laksamana). Penonjolan legitimasi melalui keris tersebut secara tersirat memperlihatkan bahwa Hang Tuah telah diakui oleh Melayu dan Majapahit.</p> </td> </tr> </tbody> </table> 2025-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Ajeng Aisyah Fitria, Ardian Nugraha Priyatama http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12494 Bentuk Kepasrahan dan Resistansi Tokoh Karyamin dalam Cerpen “Senyum Karyamin” Karya Ahmad Tohari 2025-01-05T13:01:38+00:00 Selvi Triana Lestari selvi.triana.lestari@mail.ugm.ac.id Ilham Rabbani ilhamrabbanima@gmail.com <p>Cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari menceritakan kepasrahan Karyamin akibat terdampak kebijakan pemerintah untuk membayar iuran dana bagi orang-orang kelaparan di Afrika. Senyum kepasrahannya tidak harus selalu dilihat sebagai sikap pasif, melainkan berpotensi memunculkan resistansi. Penelitian ini berusaha menjawab: pertama, bagaimanakah bentuk kepasrahan yang ditunjukkan tokoh Karyamin dan masyarakat di dalam cerpen?; dan kedua, bagaimanakah senyum kepasrahan yang diperlihatkan Karyamin dapat membentuk resistansi? Teori psikoanalisis Zizek dengan melibatkan Bartleby politics dipilih sebagai pisau analisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kepasrahan Karyamin dan rekan-rekannya ditandai dengan adanya sikap nrima yang bertransformasi menjadi kesadaran-sinis, dan memuncak pada momentum kekosongan dan tindakan-radikal. Klimaks kepasrahannya adalah gelak tawa yang dapat dilihat sebagai resistansi berupa pengacauan tatanan lewat tindakan-radikal.</p> 2025-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Selvi Triana Lestari, Ilham Rabbani http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12265 The Potential of Mystification in The Jakarta Post Articles toward Human Right Violation Issue 2025-01-04T09:45:47+00:00 Vita Muflihah Fitriyani v.fitriyani@lancaster.ac.uk <table> <tbody> <tr> <td> <p><em>This paper tries to unfold the potential of mystification in the Jakarta Post Articles toward human right violation issues during 2014 and 2023. This study focuses on nominalization and passivization. The method of this study is the identification of mystifying and non-mystifying texts in passives based on Lingle's (2023) framework criteria. It aims to find whether the agent or patient (Hart 2021) is potentially mystified by passivization</em> <em>(Langacker 2008) or nominalizations</em> <em>(Fairclough 2003; </em><em>Halliday &amp; Matthiessen 1999). The results suggest that the agent is the most potential mystified in articles for 2014 and 2023. Agents are potentially mystified by nominalizations such as killing, kidnapping, death, disappearance, massacre, and atrocities. Meanwhile, the patient is potentially mystified by its impact, for example, insubordination, violators, and cases, also through the impersonality. The dismissing agency in nominalization means that the writer tries to reduce the information. Besides, reifying verbs to nouns indicates the existence of such entities.</em></p> </td> </tr> </tbody> </table> 2025-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Vita Muflihah Fitriyani http://journal2.uad.ac.id/index.php/mimesis/article/view/12242 The Role of Digital Literacy in Social Media 2025-01-05T14:37:07+00:00 Isnaini Isnaini iesnaairen02@gmail.com Tiflatun Nasyiriyah Nasyiriyah thiflatunnasyriah@gmail.com Novita Aulia Istighfari istighfariaulia32@gmail.com Susilatur Rohmah Rohmah susilaturrohmah3@gmail.com <p><em>The increasing spread of false information (hoaxes) in the post-truth era highlights the urgent need to enhance digital literacy. Digital literacy aims to empower audiences to critically interpret the vast array of messages circulating in digital media. This study explores the significance of digital literacy, its impact, and strategies for improving digital literacy skills to combat hoaxes. This research employs a library research method with a descriptive qualitative approach, analyzing a variety of relevant literature, including journals, books, and reports. The study focuses on the evolving media ecology and introduces novel insights into digital literacy, particularly in the Indonesian context. Findings reveal that the low level of digital literacy in Indonesia evidenced by a limited ability to critically analyze information contributes significantly to the widespread dissemination of hoaxes via social media. The study identifies five essential components of digital literacy: technical proficiency, critical thinking, visual literacy, social awareness, and adaptive</em> skills.<em> These components play a crucial role in enabling users to detect fake news, verify information, and minimize misinformation. Moreover, the research highlights the role of digital literacy as a sustainable solution for reducing hoaxes by fostering self-regulation and informed behavior. Recommendations include integrating digital literacy into educational curricula, conducting public awareness campaigns, and encouraging collaborative efforts between government and technology platforms. By addressing these challenges, this study contributes to a deeper understanding of digital literacy as a vital tool for navigating the complexities of the digital age and fostering a more informed society.</em></p> 2025-01-29T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Isnaini, Tiflatun Nasyiriyah, Novita Aulia Istighfari, Susilatur Rohmah