GENDER DALAM PELABELAN NAMA KULINER NUSANTARA: SUATU TINJAUAN SEMIOTIK STUDI KASUS: KULINER DI KOTA DEPOK

Authors

  • Irwan Suswandi

DOI:

https://doi.org/10.12928/mms.v1i1.1539

Keywords:

Kuliner, Gender, Pelabelan, Semiotik Pragmatis

Abstract

Keberadaan kuliner menjadi kebutuhan penting yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Sebagai sesuatu yang penting, kuliner diberi nama untuk memudahkan identifikasi. Sampai sekarang, sebagai tren komersialisasi, kuliner diberi nama tambahan menjadi nama pemilik kuliner. Menariknya, nama tambahan tersebut memiliki jenis kelamin yang sama dengan pemilik kuliner untuk satu jenis masakan. Dalam tulisan ini, peneliti akan menganalisis proses berlabel gender yang digunakan dalam produk kuliner. Peneliti menggunakan teori Semiotik Pragmatis dari Peirce untuk menganalisis nama-nama teks kuliner yang terdapat di Indonesia. Analisis ini memberikan informasi tentang alasan di balik pelabelan gender untuk jenis kuliner yang serupa. Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa pelabelan gender tidak dapat dipisahkan dari bahan baku, metode pengolahan, gaya penyajian, dan cara penjualan dari kuliner.

References

Rais, Jacub, Lauder, Multamia, Panuti Sudjiman, dkk. Toponimi Indonesia: Sejarah Budaya Bangsa yang Panjang dari Permukiman Manusia & Tertib Administrasi. Jakarta. PT. Pradnya Paramita. 2008.
Chandler, Daniel. The Basics Semiotics Second Edition. New York. Routledge. 2002.
Hoed, Benny. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok. Komunitas Bambu. 2014.
Lips, Hilary. Sex and Gender: An Introduction Sixth Edition. New York. McGraw-Hill. 2008.
Sudaryanto. Metode Linguistik Bagian Kedua: Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. 1988.

Downloads

Published

2020-01-31