PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN TANAMAN PENGUSIR NYAMUK DI DESA MODALAN, BANGUNTAPAN

Authors

  • Hery Setiyawan Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta
  • Asih Sri Lestari Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta
  • Elly Nur Ayuningtyas Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta
  • Annisa Meradji Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta
  • Elly Diana Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta
  • Evi Budi Utami Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.12928/jp.v3i2.849

Keywords:

DBD, Bahaya Obat Nyamuk, Tanaman Pengusir Nyamuk, Mondalan

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia menyebabkan kebutuhan papan juga meningkat. Semakin lama bangunan dan perumahan juga semakin padat dan menyebabkan meningkatnya populasi nyamuk di sekitar rumah. Nyamuk tidak hanya hidup di lingkungan air kotor saja, akan tetapi pada air bersih juga. Masyarakat umumnya sudah menggunakan obat nyamuk berbahan kimia, namun belum banyak yang mengetahui bahaya dari efek yang ditimbulkan. Cara untuk menghindari bahaya dari efek obat nyamuk berbahan kimia yaitu dengan menggunakan tanaman pengusir nyamuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk memanfaatkan tanaman sebagai pengusir nyamuk. Tujuan dari kegiatan ini untuk menambah pengetahuan tentang bahaya nyamuk demam berdarah serta cara menanggulanginya dengan cara organik. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan desa Modalan, Banguntapan dengan tahapan persiapan pada tanggal 20 April 2019, sedangkan pelaksanaan penyuluhan pada tanggal 21 April 2019. Materi yang diberikan tentang penyakit DBD dan tanaman pengusir nyamuk. Hasil dari kegiatan ini adalah menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya demam berdarah dan manfaat tanaman pengusir nyamuk.

References

Boesri, H. (2011), Biologi dan peranan Aedes albopictus (Skuse) 1984 sebagai penular penyakit, Aspirator, 3(2): 117-125.
Ernawati, Bratajaya, C. N., & Martina, S. E. (2018), Gambaran praktik pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah endemik DBD, e-jurnal UMM, 9(1): 17-24.
Fadilla, Z., Hadi, U. K., & Setiyaningsih, S. (2015), Bioekologi vektor demam berdarah dengue (DBD) serta deteksi virus dengue pada Aedes aegypti (Linnaeus) dan Ae. albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) di kelurahan endemic DBD Bantarjati, Kota Bogor, Jurnal Entomologi Indonesia, 12(1): 31-38.
Hendri, J., Santya, R. N. R. E., & Prasetyowati, H. (2015). Distribusi dan kepadatan vektor demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan ketinggian tempat di Kabupaten CiamisJawa Barat, Jurnal Ekologi Kesehatan, 14(1): 17-28.
Husna, R. N., Wahyuningsih, N. E., & Dharminto. (2016), Hubungan perilaku 3M plus dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Semarang (Studi di Kota Semarang wilayah atas), Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(5): 170-177.
Jacob, A., Pijoh, V. D., & Wahongan, G. J. P. (2014), Ketahanan hidup dan pertumbuhan nyamuk Aedes spp pada berbagai jenis air perindukan, Jurnal e-Biomedik, 2(3): 1-5.
Rahayu DF, Ustiawan A. (2013). Identifikasi Aedes aegypti dan Aedes albopictus. J of Balaba. 9(1):7-10.
Yanuar, Firda., Arda dinata. (2007). Kenali tanaman pengusir nyamuk. Jurnal alternatif. Volume 2 No 2.

Downloads

Published

2019-09-30

Issue

Section

Articles