KAJIAN KESEHATAN REPRODUKSI BENCANA DAN IDENTIFIKASI ANCAMAN, KAPASITAS, SERTA KERENTANAN BENCANA GEMPA BUMI DI DESA POTORONO, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL, DIY

Authors

  • Fitriana Putri Utami Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
  • Oktomi Putri Wijaya fitriana.utami@ikm.uad.ac.id

DOI:

https://doi.org/10.12928/jp.v1i2.334

Keywords:

Kesehatan Reproduksi Bencana, Identifikasi, Ancaman, Kerentanan, Kapasitas

Abstract

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki kerentanan terhadap ancaman bencana alam. Ancaman terbesar adalah gempa bumi dan letusan gunung berapi. Semua orang yang hidup dalam situasi darurat bencana berhak atas kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Pencegahan terjadinya risiko kerugian yang tinggi akibat bencana baik dalam sektor kesehatan maupun sektor lainnya dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi risiko bencana. Identifikasi risiko bencana ini terdiri dari identifikasi ancaman bencana, kerentanan bencana, dan kapasitas bencana di tingkat desa. Kajian kesehatan reproduksi bencana disampaikan dengan metode penyuluhan disertai diskusi interaktif. Identifikasi ancaman, kapasitas, dan kerentanan bencana menggunakan metode partisipatory. Peserta dipilih secara purposive. Data dianalisis secara deskriptif.  Peserta menyebutkan bahwa permasalahan kesehatan reproduksi yang dapat terjadi meliputi perasalahan kesehatan ibu dan anak, pelecehan seksual, dan penularan penyakit seksual yang diakibatkan oleh keadaan sarana prasarana pengungsian yang minim. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui bahwa ancaman bencana gempa dapat menimbulkan kerentanan pada manusia khususnya bayi, anak-anak, lansia, dan penyandang cacat berupa luka sedang hingga kematian. Kerentanan pada infrastruktur berupa robohnya bangunan akibat struktur yang tidak kuat. Kapasitas bencana yang dimiliki desa berupa adanya forum kebencanaan dan pelatihan serta simulasi bencana yang mendukung adanya infrastruktur siaga bencana. Ancaman gempa bumi dapat menimbulkan kerugian pada asset berisiko desa yang berupa manusia dan infrastruktur, namun pihak desa telah memiliki kapasitas / kekuatan pada seluruh aspek berisiko tersebut untuk meminimalisir kerugian yang muncul. Diharapkan aparat desa dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melakukan pemetaan risiko bencana desa secara berkesinabungan.

References

Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crisis. Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana. 2010. Diunduh dari http://iawg.net/wp-content/uploads/2016/07/IAFM-Bahasaversion.pdf (pada tanggal 28 Februari 2017, pukul 19.30 WIB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Data dan Informasi Bencana Indonesia. 2016. Diunduh dari http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana/statistik (pada tanggal 02 Maret 2017, pukul 07.00WIB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2016b. Risiko Bencana Indonesia. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Jakarta Inter-agency Working Group on Reproductive Health in Crisis. Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana. 2010. Diunduh dari http://iawg.net/wp-content/uploads/2016/07/IAFM-Bahasaversion.pdf (pada tanggal 28 Februari 2017, pukul 19.30 WIB) Karnawati D Pramumijoyo S, Husein S, Andayani B, & Burton PW, 2010, Development of community based earthquake hazard mapping – A pilot study in Bantul, Yogyakarta Province, Indonesia. In IRP-ADRC, Recovery Status Report No. 01 The Yogyakarta and Central Java Eathquake 2006, 2009 pp.67-80 Marfai, M.A., King, L., Singh, L.P., Mardiatno, D., Sartohadi, J., Hadmoko, D.S., Anggraini, D., 2008, Natural Hazards in Central Java Province, Indonesia: an overview. Environ Geol 56:335-351.

Downloads

Published

2018-12-31

Issue

Section

Articles